Danau Sentarum terletak di kawasan hutan Kalimantan Barat, di daerah Kapuas Hulu. Dengan luas wilayah sekira 132.000 ha, kawasan Taman Nasional Danau Sentarum melingkupi tujuh kecamatan, yaitu: Batang Lupar, Selimbau, Badau, Jongkong, Bunut Hilir, Suhaid, dan Semitau. TNDS merupakan salah satu wakil daerah hamparan banjir (lebak lebung atau floodplain) paling luas yang masih tersisa dalam kondisi baik di Indonesia, bahkan juga di Asia Tenggara.
Danau Sentarum sejatinya adalah danau musiman yang menjadi gentong air raksasa saat musim hujan. Akan tetapi, parasnya berubah menjadi lapangan kering saat musim kemarau. Saat musim hujan, danau ini berfungsi sebagai daerah tadah air hujan bagi Sungai Kapuas dan di musim kemarau air danau akan berpindah untuk mengisi kekurangan debit air di Sungai Kapuas sehingga mengubah danau raksasa Sentarum menjadi lapangan kering.
Danau
Sentarum ditopang dua buah sungai utama yaitu Sungai Tawang dan Sungai
Leboyan. Sungai Tawang menghubungkan antara Sungai Kapuas dengan kawasan
danau di Taman Nasional Danau Sentarum. Sementara Sungai Leboyan
berhulu ke Sungai Embaloh. Danau Sentarum airnya bewarna hitam kemerahan
karena mengandung tannin yang berasal dari hutan gambut di sekitarnya.
Danau ini berada di sebuah lahan basah dan hutan tropis.
Saat
pasang, kedalaman Danau Sentarum mencapai 6 hingga 15 meter. Airnya
coklat kemerahan akibat bahan asam tannin dari pohon dan daun yang
membusuk di dalam air. Saat surut, danau ini hanya menyisakan beberapa
titik air sebagai sumber hidup bagi mahluk-mahluk yang bersembunyi di
balik semak belukar.
TNDS
menjadi habitat bagi 265 jenis ikan air tawar, 675 spesies tanaman, dan
147 jenis mamalia, 311 jenis burung, 265 jenis ikan, 64 jenis reptil
dan ampibi, serta 154 jenis anggrek alam. Beberapa endemik, yakni satwa
dan tumbuhan khas dari daerah ini sebagian telah dikenali dalam catatan
ilmuwan seperti tembesu atau tengkawang (Shorea beccariana), jelutung (Dyera costulata), ramin (Gonystylus bancanus), meranti (Shorea sp), keruing (Dipterocarpus sp), dan kayu ulin (Eusideroxylon zwageri).
Selain itu, apabila Anda beruntung, beberapa satwa unik dapat ditemui seperti siamang (Hylobates muelleri), keluarga kera seperti bekantan (Nasalis larvatus), orangutan (Pongo pygmaeus), long-tailed monkey (Macaca fascicularis), tupai (Callosciurus notatus, C. Prevostii), tupai besar (Ratufa affinis), beruang madu (Helarctos malayanus), dan macan pohon (Neofelis nebulosa). Beberapa jenis burung cantik seperti bekakak (Halcyon capensis), enggang gading (Rhinoplax vigil), rangkong (Buceros rhinoceros), elang kepala putih (Haliastur Indus), dan burung Raja Udang (Alcedo meninting).
Fungsi danau ini sungguh banyak, bagi
kehidupan flora dan fauna, juga bagi manusia. Oleh karena itu, penting
sekali menjaga kelestarian danau ini bagi keberlangsungan mahluk hidup
di danau, di ujung sungai, dan segala sesuatu di antaranya.
Penduduk
yang tinggal di sekitar danau ini sekira 20.000 jiwa meliputi 45 dusun
permanen dan 10 dusun musiman. Sebagian besar berprofesi sebagai petani
dan nelayan. Akan tetapi, saat danau surut, masyarakat berpindah profesi
menjadi penjual ikan hias, penjual madu dan ikan konsumsi. Cara hidup
masyarakat sekitar Danau Sentarum sudah terbiasa dengan obat-obatan
alami seperti ambong-ambong (Blumea balsamifera), akar ara (Ficus sp), asam kandis (Garnia sp), asam tekala (Alpinia sp), aur-aur (Aneilema scaberrimun), bangelai (Zingiber pupureum), bawang gilang (Eleutherine americana), gambir (Uncaria gambir), kayu lawang (Cinnamomum sp), kunyit kuning (Curcuma domestica), kunyit putih (C. Zedoaria) nilam (Pogostemon cablin), dan pasak bumi (Eurycoma longifolia).
Siapkan
perbekalan petualangan Anda yang selama ini hanya dipajang. Pesan
paket dari sekarang atau ajaklah beberapa teman untuk menemani liburan
Anda ke Kalimantan Barat dan taman nasionalnya yang belum banyak
disentuh itu. Tak hanya sekedar alamnya yang menawan, budayanya pun akan
mengajak Anda untuk hidup sementara di dunia dongeng tentang belantara
Kalimantan yang menantang itu.
Source : http://www.indonesia.travel
0 comments